Home » , , » Gimana Menyikapi Isteri yang Karier dan Gajinya Lebih Tinggi?

Gimana Menyikapi Isteri yang Karier dan Gajinya Lebih Tinggi?

Posted by Catatan Ngocol on Thursday 19 November 2015

Suami lebih kaya dan lebih sukses dari isteri itu biasa. Tapi kalo isteri kebetulan punya gaji yang lebih gede dan karier yang jauh lebih cemerlang dari suaminya, gimana ngatasinnya? Bukankah selama ini suamilah yang harus cari nafkah dan menuhi kebutuhan isterinya. Bukan sebaliknya. 


isteri


Bagaimana para suami menyikapi hal ini?

(1) Gak ada masalah
  • Kamu dan isteri sudah sepakat bahwa karier masing-masing adalah sama pentingnya dengan kehidupan perkawinan. Meski isteri kariernya lebih cemerlang dan gajinya lebih tinggi tapi dia tetap hormat dan memperlakukan kamu sebagai kepala keluarga.

(2) Kesampingkan egomu
  • Terimalah kenyataan bahwa isteri gajinya lebih tinggi dan carilah cara untuk mengesampingkan ego berlebihan. Gaji sedikit tak berarti kamu tak bisa berfungsi sebagai laki-laki normal bukan? Yang bisa melindungi isteri, mencintai dan memberi kasih sayang yang tak pernah pudar oleh apapun. Isteri tetaplah wanita yang butuh disayang dan diperhatikan. Kebetulan saja kariernya lebih bagus dan penghasilannya lumayan. 
  • Berhentilah merasa terancam oleh kondisi isteri dan berusaha biar lebih santai dan lebih percaya pada diri sendiri.

(3) Hargai dan dukung isteri
  • Jadilah pendukung utama baginya. Dia bisa seperti ini adalah buah dari kerja kerasnya selama bertahun-tahun bahkan sebelum kenal dan menikah denganmu. Kecemburuanmu padanya itu gak sepantasnya.
  • Daripada cemburu yang bikin galau, hargai isteri dengan memberikan dukungan atas segala keputusannya. Menjadi tempat bersandar di setiap lelahnya. Dan sediakan bahu dan dadamu untuk memeluknya saat dia menghadapi hari-hari berat dalam pekerjaannya. Genggam erat tangannya sebagai tanda bahwa kamu mempercayainya.

(4) Jadikan sebagai motivasi
  • Penghasilan dan karier isteri yang jauh lebih bagus dari kamu harusnya jadi cambuk dan motivasi buat kamu bekerja lebih giat lagi. Beri kesempatan dirimu untuk berkembang. Kalo perlu bertanya dan belajar pada isteri itu bukan hal yang tercela. Harusnya kamu bersyukur punya mentor gratis yang tinggal serumah dan bisa dipeluk lagi..!

(5) Bersyukur
  • Wanita yang punya karier bagus dan penghasilan lumayan biasanya adalah wanita yang cerdas dan mandiri. Harusnya kamu bersyukur dan bangga padanya. Kamu gak perlu jadi baby sitter atau di bikin pusing oleh wanita manja yang sangat tergantung dan doyan merengek.
  • Jadilah pria jantan di depannya. Gak usah marah dan merasa tersinggung oleh pencapaiannya. Itu nunjukin kalo kamu belum dewasa dan kekanak-kanakan. Kamu seperti anak cowok yang protes dan nangis karena iri sama sodara ceweknya yang kebetulan dapat potongan kue yang lebih gede.
  • Kamu juga harusnya bersyukur karena diantara banyak pilihan yang bisa dia pilih toh dia milih bersama kamu.

(6) Kendalikan dirimu.
  • Yang jadi masalah di sini adalah kamu, bukan dia. Isteri tahu posisinya dalam rumah tangga. Kamu pun juga harus tahu posisimu sebagai kepala keluarga yang mengayomi. Jangan mentang-mentang kamu kepala rumah tangga kamu boleh bertindak seenaknya, melarang isteri bekerja, menganggap isteri sombong dan tak patuh, itu tindakan yang sangat tidak dewasa.
  • Kalo kamu gak bisa ngehargain isterimu, gak bisa nunjukin respek padanya dan kamu seperti kehilangan kontrol karena ras minder, lambat laun hubungan perkawinan bisa jadi taruhannya. Kalo kamu bisa ngehargain isterimu dan tetap percaya diri dengan apapun kondisimu maka isteri akan jauh lebih hormat padamu. Percaya saja...
Punya isteri yang jauh lebih sukses itu bukan ancaman selama kamu tahu gimana memposisikan diri sebagai suami yang menghargainya, mencintainya dan tetap percaya diri dan memposisikan diri sebagai pemimpin yang dihormati (bukan ditakuti..ya...) dalam keluarga. Salam...


0 comments:

Post a Comment

Contributors

My photo
Saya ibu dari dua anak yang suka menulis di sela-sela waktu senggang, berharap bisa memberi sedikit manfaat bagi pembaca
Powered by Blogger.
.comment-content a {display: none;}